Cacing pada manusia dalam
menginfeksi sesungguhnya tidak memandang bulu. Asal bisa masuk, cacing akan
masuk ke tubuh manusia. Perantaranya pun bermacam macam namun yang paling
sering adalah makanan terutama makanan yang tidak bagus secara hygines dalam penyajiannya. Walaupun
menginfeksi manusia, cacing tidak meninggalkan sifat aslinya yang senang dengan
lingkungan yang kotor dan lembab, itu sebabnya infeksi cacing sering ditemukan
pada lingkungan masyarakat yang kumuh dan lembab. Bukan berarti orang-orang
yang selalu menjaga kebersihan akan bebas cacing 100 persen karena walau diri
kita sendiri bersih, kita tidak bisa menghindari kontak dengan orang lain yang
bisa saja membawa telur cacing
Sebenarnya cacing pada manusia pun
banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan cacing pipih.
Baiklah, sekarang kita bahas satu-satu :
1. Ascaris
Lumbricoides.
gambar 1. Ascaris Lumbricoides |
Cacing Askaris lumbricoides merupakan cacing yang paling sering
menginfeksi manusia. Cacing dewasa hidup di dalam usus manusia bagian atas, dan
melepaskan telurnya di dalam kotoran manusia. Infeksi pada manusia terjadi
melalui jalan makanan yang tercemar oleh kotoran yang mengandung telur cacing.
Telur yang tertelan akan mengeluarkan larva. Larva ini akan menembus dinding
usus masuk ke aliran darah yang akhirnya sampai ke paru paru lalu akan
dibatukan keluar dan ditelan kembali ke usus. Penyakit yang timbul dari infeksi
ini antara lain anemia, obstruksi saluran empedu, radang pankreas dan usus
buntu. Cacing ini menyebabkan penyakit
yang disebut Askariasis. Mereka hidup
di rongga usus halus manusia. Berukuran 10-30 cm untuk cacing jantan dan 22-35
cm untuk cacing betina. Satu cacing betina Ascaris
lumbricoides dapat berkembang biak dengan menghasilkan 200.000 telur setiap
harinya. Telur cacing ini dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang
terkontaminasi. Telur ini akan menetas di usus, kemudian berkembang jadi larva
menembus dinding usus, lalu masuk ke dalam paru-paru. Masuknya larva ke
paru-paru manusia disebut terinfeksi sindroma loeffler. Setelah dewasa, Ascaris
lumbricoides akan mendiami usus manusia dan menyerap makanan di sana,
disamping tumbuh dan berkembang biak. Inilah yang menyebabkan seseorang
menderita kurang gizi karena makanan yang masuk diserap terus oleh Ascaris lumbricoides. Di Indonesia,
penderita Askariasis didominasi oleh anak-anak. Penyebab penyakit ini bisa
karena kurangnya pemakaian jamban keluarga dan kebiasaan memakai tinja sebagai
pupuk.
2. CacingTambang.
gambar 2. cacing tambang |
Cacing ini memiliki dua jenis yaitu Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Disebut cacing
tambang karena dahulunya banyak ditemukan pada buruh tambang di eropa. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan telurnya akan
dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Telur akan menetas menjadi larva di
luar tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh korban menembus kulit
telapak kaki yang berjalan tanpa alas kaki. Larva akan berjalan jalan di dalam
tubuh melalui peredaran darah yang akhirnya tiba di paru paru lalu dibatukan
dan ditelan kembali. Gejala meliputi reaksi alergi lokal atau seluruh tubuh,
anemia dan nyeri abdomen. Necator americanus menyebabkan penyakit nekatoriasis dan Ancylostoma duodenale
menyebabkan penyakit ankilostomiasis.
Kedua jenis cacing ini banyak menginfeksi orang-orang di sekitar pertambangan
dan perkebunan. N. americanus dan A.
duodenale hidup di rongga usus halus dengan mulut melekat pada daging
dinding usus.
Tubuh Necator americanus mirip huruf S.
Panjang cacing betina kurang lebih 1 cm. Setiap satu cacing dapat bertelur 9000
ekor per hari. Sementara itu panjang cacing jantan kurang lebih 0,8 cm. Ancylostoma duodenale lebih mirip dengan
huruf C. Setiap ekor Ancylostoma
duodenale dapat menghasilkan 28.000 telur per hari.
Telur
cacing tambang keluar bersamaan dengan feces. Dalam waktu 1-1,5 hari, telur
akan menetas menjadi larva, yang disebut larva
rhabditiform. Tiga hari kemudian larva berubah lagi menjadi larva filarifom dimana larva ini dapat
menembus kulit kaki dan masuk ke dalam tubuh manusia. Di tubuh manusia, cacing
tambang bergerak mengikuti aliran darah, menuju jantung, paru-paru,
tenggorokan, kemudian tertelan dan masuk ke dalam usus. Di dalam usus, larva
menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah. Setiap ekor cacing N. americanus akan menghilangkan 0,005-1
cc darah per hari sedangkan setiap ekor cacing A. duodenale akan menyebabkan manusia kehilangan 0,08-0,34 cc per
hari. Oleh karena itulah, cacing tambang menjadi berbahaya karena dapat
menyebabkan anemia pada manusia.
Di Indonesia, insiden akibat cacing tambang
tinggi pada daerah pedesaan, terutama perkebunan. Infeksi cacing ini disebabkan
oleh kebiasaan masyarakat desa yang BAB di tanah dan pemakaian feces sebagai
pupuk. Selain lewat kaki, cacing tambang juga bisa masuk ke tubuh manusia
melalui makanan yang masuk ke mulut.
3. Cacing
Cambuk.
gambar 3. cacing cambuk |
Dalam bahasa latin cacing cambuk disebut Trichuris trichiura. Nama penyakit yang
ditimbulkannya disebut trikuriasis.
Cacing cambuk betina berukuran panjang 5 cm dengan ujung ekor membulat dan
cacing cambuk jantan memiliki panjang 4 cm dengan ujung ekor melingkar. Cacing
ini hidup di usus besar manusia bagian atas. Telur cacing cambuk berukuran
50-54 mikron. Seseorang akan terinfeksi trikuriasis
apabila tertelan telurnya. Pada anak-anak, cacing-cacing cambuk dapat ditemukan
di seluruh permukaan usus besar dan rectum.
Cacing ini juga yang menyebabkan seseorang terkena disentri dan anemia.
4. Strongyloides Stercoralis.
gambar 4. Strongyloides Stercoralis |
Jenis cacing ini membahayakan bagi bayi karena dapat ditularkan
melalui ASI. Strongyloides stercoralis
hidup pada daerah beriklim tropis dan subtropis. Hanya cacing betina dari jenis
cacing ini yang hidup sebagai parasit di usus manusia, terutama di duodenum dan
yeyunum. Telurnya menetas di kelenjar usus, kemudian keluar bersama feces dalam
bentuk larva rhabditiform. Larva ini
akan berubah menjadi larva filariform
apabila sudah berada di tanah. Namun demikian, larva filariform bisa juga
terbentuk di dalam usus sehingga terjadi infeksi yang disebut autoinfeksi
interna. Ada tiga tipe strongiloiddiasis
(nama penyakit yang disebabkan Strongyloides
stercoralis,-red) yaitu tipe ringan, tipe sedang, dan tipe berat. Tipe
ringan tidak memberikan gejala apa-apa. Pada tipe sedang, dapat menyebabkan
gangguan pada saluran pencernaan, umumnya gejala di usus. Jika sudah pada tipe
atau infeksi berat, penderita mengalami gangguan hampir di seluruh sistem tubuh
sehingga dapat menyebabkan kematian.
5. Cacing Kremi
gambar 5. cacing kremi |
Nama latin cacing kremi yaitu Enterobious
vermicularis. Penyakit akibat cacing kremi dikenal dengan Enterobiasis. Cacing
yang memegang peranan disini adalah Enterobius
vermikularis yang sering sekali terjadi pada anak kecil. Cacing dewasa akan
tinggal di usus besar. Cacing betina yang akan bertelur meninggalkan usus besar
menuju anus yang merupakan tempat bertelur yang paling ideal. Saat inilah si
anak akan menangis karena lubang anusnya gatal. Secara kasat mata, cacing ini
akan terlihat sebesar parutan kelapa disekitar lubang anus. Transmisi cacing
ini seperti halnya cacing perut masuk langsung melalui mulut baik dengan
perantara makanan maupun dimasukan secara tidak sengaja oleh penderita yang
habis menggaruk lubang anusnya yang gatal. Sehingga pada anak anak sering
terjadi terinfeksi akibat tindakan itu. Penyebaran cacing kremi
lebih banyak terjadi pada daerah dengan hawa dingin. Cacing kremi betina
berukuran 8-13 mm x 0,44 mm dengan ekor panjang dan runcing sedangkan cacing
kremi jantan berukuran 2-5 mm dengan ekor melingkar. Daur hidup cacing ini
bekisar antara 2 minggu sampai 2 bulan. Penularan cacing kremi terjadi antar
keluarga dan kelompok dalam suatu lingkungan yang sama. Penularannya
dipengaruhi oleh debu dan penularan dari mulut ke tangan.
6. Trichinella Spiralis
gambar 6. Trichinella Spiralis |
Cacing ini menyerang usus halus manusia. Bagi orang yang suka
mengonsumsi daging babi yang mentah atau kurang matang, kemungkinan untuk
menderita penyakit trikiniasis lebih
besar. Oleh karena daging babi sebagai pembawanya, trikiniasis jarang menginfeksi masyarakat dengan penduduk mayoritas
muslim. Trichinella spiralis dewasa
berbentuk halus seperti rambut. Mereka hidup di dalam usus halus dengan panjang
3-4 mm untuk cacing betina dan 1,5 mm untuk cacing jantan. Larva cacing ini
dapat menginfeksi otot sehingga terjadi nyeri otot dan radang otot. Infeksi
berat larva Trichinella spiralis,
yaitu mengandung lebih dari 5.000 larva per kg bb, dapat menimbulkan kematian
dalam jangka waktu 2-3 minggu.